Kabupaten Buleleng menjadi rujukan penurunan angka prevalensi stunting di wilayah Indonesia Timur berdasarkan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) 2018. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak, Provinsi Papua Barat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Buleleng.
Rombongan Kabupaten Fakfak dipimpin langsung oleh Bupati Fakfak, Dr. Drs. Mohamad Uswanas, M.Si dan diterima oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin (10/2).
Ditemui usai menerima rombongan, Wabup Sutjidra menjelaskan Buleleng ditetapkan sebagai rujukan penurunan angka prevalensi stunting pada Rakerkesda tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan. Bagaimana upaya Pemkab Buleleng untuk menurunkan angka prevalensi stunting tersebut. Penurunan angka prevalensi stunting pun sangat signifikan terjadi. “Oleh karena itu, Pemkab Fakfak, Provinsi Papua Barat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Buleleng,” jelasnya.
Rombongan ingin mengetahui bagaimana penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng. Upaya-upaya yang dilakukan Pemkab Buleleng telah dipaparkan secara gamblang dihadapan rombongan Pemkab Fakfak. Dari upaya tersebut, terjadi penurunan yang signifikan. Tahun 2013, angka prevalensi stunting mencapai 35-36 persen. Sampai pada tahun 2019, angka prevalensi stunting di bawah rata-rata nasional dimana berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai 37,2 persen. “Sehingga Kementerian Kesehatan menjadikan Buleleng sebagai rujukan nasional,” ujar Wabup Sutjidra.