(0362) 21985
bagumumsetdabuleleng@gmail.com
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Buleleng

Puluhan Tenaga Medis Siap Tangani Pasien Covid-19 di Buleleng

Admin umumsetda | 22 Maret 2020 | 222 kali

Puluhan tenaga medis dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di Kabupaten Buleleng telah siap menangani pasien yang terindikasi terpapar Covid-19. Tenaga medis telah diberikan penguatan-penguatan dan bimbingan sebelum serta ketika melaksanakan tugas nantinya.

Pernyataan tersebut ditegaskan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd, sekaligus memberikan informasi terkini perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng, bertempat di Lobby Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, Minggu (22/3).

Dalam kesempatan tersebut, Suyasa mengatakan tenaga medis di Buleleng khusus untuk penanganan pasien Covid-19 telah ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST. Jumlah tenaga medis dari ASN Kabupaten Buleleng yakni 23 orang yang ditempatkan di RSUD Kabupaten Buleleng. Sejumlah 43 orang ditempatkan di RS Pratama Giri Emas. Seluruh tenaga medis tersebut baik dokter spesialis maupun dokter umum tetap akan mendapatkan bimbingan. Ini dikarenakan virus atau wabah ini merupakan yang pertama kali terjadi. “Semuanya agar tetap banyak belajar dari informasi yang didapat dari luar negeri, pusat, provinsi, maupun daerah kita sendiri,” ujarnya.

Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Buleleng saat ini sebanyak 62 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih tetap empat orang. ODP tersebut diantaranya 59 kontak erat dengan PDP dan tiga orang mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri. Seluruhnya masih dalam keadaan sehat. Selain itu, tim gugus tugas juga sedang memantau orang-orang yang mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri belakangan ini dan bekerja di luar negeri.  Mereka dipantau menggunakan form Health Alert Card (HAC) notifikasi maupun yang tidak yakni sebanyak 260 orang. Pemantauan dilakukan selama 14 hari oleh Puskesmas yang mewilayahi tempat tinggalnya, bekerja sama dengan aparat desa. “Dari 260 orang tersebut diantaranya 192 orang pekerja kapal pesiar, 23 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya, Warga Negara Asing (WNA) 42 orang, dan tiga orang baru datang dari luar negeri,” tambah Suyasa.